Review Shadow Labyrinth – Sisi Gelap Dunia Pac-Man

Siapa yang tidak kenal dengan makhluk kuning bulat lucu bernama Pac-Man? Karakter iconic dari IP game legendaris ini kini kembali hadir, bukan sebagai karakter utama tapi akan menjadi pemandu dari Swordsman No. 8 yang akan kita mainkan di game terbaru Bandai Namco, Shadow Labyrinth.

Mungkin beberapa dari kamu akan merasa tidak asing dengan setting di game ini, ya, Shadow Labyrinth sebelumnya sempat menjadi salah satu episode di seri Secret Level. Apakah game ini memiliki jalan cerita yang sama?

Lupakan Pac-Man yang Lama, Shadow Labyrinth Jadi Game Metroidvania

Jika kamu ebih mengenal Pac-Man dari game aslinnya, kamu harus lupakan itu saat bermain Shadow Labyrinth, meskipun pada titik tertentu, kenangan itu tetap akan kembali, namun inti utama dari gameplay Shadow Labyrinth adalah game action platformer atau beberapa dari kamu mungkin lebih kenal dengan sebutan metroidvania. Ya, sebagai Swordsman No. 8, disini kita akan melawan musuh dengan berbagai bentuk, melakukan upgrade baik pada senjata maupun skill, sampai berhadapan dengan boss berukuran masif dengan serangan yang bisa memenuhi layar.

Pada awal permainan, dengan skill yang masih terbatas dan pengalaman bermain yang kurang, tentunya akan ada banyak kekalahan yang dirasakan namun, itu adalah hal yang harus dilalui setiap pemain karena jika Swordsman No. 8 mengalami kekalahan maka dia akan kembali ke checkpoint terakhir namun masih memiliki semua Ora (mata uang di game untuk melakukan upgrade) yang sudah dikumpulkan sebelum kalah. Sehingga kita bisa melakukan upgrade dan juga melawan musuh dengan lebih mudah dengan mempelajari pattern mereka.

Benar-Benar Terasa Dalam Labirin

Sesuai judulnya, saat memainkan game ini kami merasa tersesat, sama seperti saat kami memainkan demonya, meskipun hanya platformer 2D, tapi game ini juga membuat jalur di atas dan bawah, bukan hanya kiri dan kanan sehingga ada banyak area yang bisa dilewati, selain itu, beberapa area juga akan memiliki penghalang yang baru bisa dilewati setelah mendapatkan upgrade tertentu sehingga untuk kamu yang seorang completionist, kamu harus sering kembali ke area sebelumnya ketika mendapatkan sebuah kekuatan baru.

Cukup lama kami sibuk di beberapa stage awal sebelum akhirnya memutuskan untuk terus menerobos tanpa melihat belakang sampai kami menemukan boss stage yang akan memberikan upgrade serta membuka jalan ke stage berikutnya.

Grinding yang Repetitif

Seperti yang sudah kami bahas sebelumnnya, kekuatan Swordsman No. 8 akan terus bisa ditingkatkan seiring berjalannya permainan, namun sepertinya ada banyak hal yang perlu ditingkatkan dari karakter misterius ini dan ya, semakin lama semakin terasa repetitif dan cenderung membosankan.

Ada banyak aspek yang bisa ditingkatkan pada Swordsman No. 8, yang paling basic adalah peningkatan attack power dan stamina atau ESP. ESP dibutuhkan untuk beragam aksi seperti melakukan dodge, mengeluarkan skill, dan mengonsumsi musuh. Ya, salah satu aspek dari Pac-Man yang masih ada di game ini adalah kemampuan untuk memakan musuh yang sudah dikalahkan dan pada game ini hal ini lumayan penting karena dengan melakukan itu kita akan mendapatkan material serta mengisi gauge untuk bertransformasi menjadi GAIA.

Kembali ke upgrade, untuk melakukan upgrade dua hal diatas hanya diperlukan Ora, beberapa material juga diperlukan di level upgrade tertentu namun yang jadi masalah adalah peningkatan Ora yang dibutuhkan jauh diatas peningkatan Ora yang didapatkan dari musuh seiring berpindahnya stage. Sehingga dibutuhkan griding yang cukup niat untuk memperkuat Swordsman No. 8.

Tidak sampai disitu, Swordsman No. 8 juga bisa memakai skill pasif yang terbatas. Untuk mendapatkan skill pasif ini, kita juga perlu mengumpulkan Ora dan material dari musuh yang dikalahkan. Ingin mendapatkan info mengenai musuh rare? Gunakan Ora untuk membeli info dari NPC. Ingin mengulang lawan boss yang sudah dikalahkan dan dapat reward? Kamu bisa pakai Ora yang sudah kamu kumpulkan juga!

Terlihat bagaimana satu “mata uang” akan digunakan untuk berbagai upgrade dan cara utama mendapatkannya adalah mengalahkan musuh yang juga tidak memberikan Ora secara signifikan. Namun, tentu saja semua upgrade ini opsional dan kamu tetap bisa menamatkan game tanpa melakukan upgrade secara masif meskipun mungkin akan kesusahan.

Mencoba Memberikan Lore Dalam, tapi Malah Membingungkan

Shadow Labyrinth memiliki lore yang cukup dalam dan penuh misteri, siapa Puck? Siapa Swordsman No. 8? Dimana latar game ini? Apa hubungan mereka dengan NPC yang ditemui sepanjang perjalanan? Ya, hal itu akan menjadi pertanyaan yang terlontar ketika kalian bermain. Memang sengaja dibuat seperti itu, game ini sepertinya ingin kita tersesat di bayangan labirin di planet antah barantah (no pun intended). Namun hal ini akan selalu menjadi pedang bermata dua. Membuat semua jalan cerita jadi misterius bisa saja membuat pemain menjadi tidak engage ke cerita dan malah memilih melakukan skip.

Menurut kami, Shadow Labyrinth belum bisa menyeimbangkan antara misteri, foreshadow, dan pengungkapan sehingga semakin lama bermain malah semakin banyak misteri yang harus kami tanyakan. Tidak bisa dipungkiri, kami melakukan skip di beberapa cerita yang akhirnya justru makin membuat kami bingung.

Beberapa item seperti jurnal juga hadir di game ini namun tentunya kita tidak akan mendapatkan jurnal tersebut secara berurutan sehingga mungkin saja kalian tidak akan membacanya ketika dapat dan mencoba untuk membaca semua sekaligus. Namun, informasi mengenai monster yang bisa dibaca memang sangat baik dan beberapa berpengaruh ke strategi untuk mengalahkan mereka lebih cepat.

Kembali Menjadi Pac-Man

Meskipun Swordsman No. 8 adalah MC dari game ini, namun kita tidak selalu akan mengontrolnya. Puck dapat memberikan Swordsman No.8 kekuatan untuk berubah menjadi robot raksasa, GAIA yang memiliki kekuatan besar namun hanya bisa diaktifkan dalam waktu terbatas, dan kita juga bisa menjadi Puck di beberapa area tertentu yang berbentuk seperti rel.

Selain itu, kita juga akan mengontrol Puck didalam MAZE, sebuah dimensi saku yang bisa diakses dari beberapa altar yang tersebar di setiap stage. Ketika masuk ke MAZE, kita akan kembali memainkan game seperti Pac-Man namun dengan beberapa gimik action yang tidak menghianati Shadow Labyrinth itu sendiri.

Menyelesaikan MAZE dengan skor maksimal juga akan memberikan upgrade kepada Swordsman No. 8 dan tentunya membuat permainan menjadi lebih mudah. Namun dengan gameplay yang sudah cukup repetitif, boss yang sulit dikalahkan (atau kami yang skill issue), dan stage yang sulit untuk dinavigasi, apakah menambahkan sebuah “stage” rahasia berdurasi 5-10 menit tiap stage-nya bisa menjadi langkah yang tepat?

Grafik yang Solid dan Lantunan Musik yang Pas

Bukan untuk semua orang memang, namun, grafis seperti boneka kertas yang ditawarkan oleh Shadow Labyrinth menurut kami sangat enak untuk dilihat, di sisi lain, detail setiap musuh, proyektil, dan efek serangan juga diperhatikan sedemekian rupa memberikan tambahan sentuhan yang pas. Meksipun beberapa animasi dari monster terasa kaku dan background yang disajikan itu-itu saja.

Untuk musiknya, ya tidak banyak yang bisa dibahas di sisi ini namun, game ini cukup berhasil dalam membawakan musik sesuai tema stage yang sedang dimainkan sehingga cukup memberikan kesan. Game ini hanya memiliki voice over sederhana berupa ucapan dari bahasa yang tidak dikenal sehingga hal ini kurang bisa kami nilai tapi ada sisi plus dari mantra menyeramkan yang diucapkan gadis misterius (kami coba menghindari spoiler mengenai identits gadis ini) ketika dia berubah menjadi GAIA versi dia.

Kesimpulan

Terlihat sekali bahwa Shadow Labyrinth dibuat oleh tim berambisi besar namun sayangnya eksekusinya menjadi serba setengah-setengah. Action-nya cukup repetitif dimana kebanyakan kita hanya akan melakukan serangan basic, dodge dan beberapa kali mencoba menyelipkan skill. Checkpoint yang diberikan juga terkadang terasa dekat terkadang jauh satu sama lain, membuat petualangan menjadi tidak bisa diprediksi.

Mungkin salah satu hal yang bisa memberikan kesegaran adalah fitur MAZE, namun kembali lagi, dengan iming-iming hadiah jika mencapai skor tertentu, bermain dalam MAZE malah menjadi grinding tersendiri lagi.

Jalan cerita yang ditawarkan juga malah membuat kami sering bengong di tengah-tengah dialog tanpa VO sehingga kami pada akhirnya malah tidak mengerti sama sekali mengenai lore yang ditawarkan.

Di sisi lain, Shadow Labyrinth tetap memberikan kami keseruan dan rasa gregetan setiap kami tidak bisa mengalahkan boss tertentu sehingga nilai 7 kami rasa masih menjadi skor yang pantas didapatkan oleh Swordsman No. 8 dan Puck.

RatingYang Keren di Game iniYang Masih Kurang
7/10Keberanian dalam membuat genre baru dari IP legendaris Pac-Man memberikan perasaann seru pada 15 jam awal permainan. Upgrade yang masif dan banyaknya area yang dijelajah dapat menjadi tantangan tersendiri untuk para pemain.Gameplay yang repetitif dibalut dengan jalan cerita yang membingungkan ditambah tidak sinkronnya besar Ora yang didapatkan dengan Ora yang diperlukan saat upgrade membuat game ini menjadi sebuah Ora farming simulator.

Shadow Labyrinth sudah rilis untuk Nintendo Switch, Nintendo Switch 2, PlayStation 5, Xbox Series X/S, dan PC. Untuk info lengkapnya kamu bisa cek di website resmi mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *